Dinding Penahan Tanah (Talud)

TEMBOK PENAHAN TANAH

Pengertian Dinding Talud Penahan Tanah

Dinding penahan tanah (talud) adalah bangunan yang berguna untuk memperbesar tingkat kestabilan tanah. Pada umumnya, dinding ini dibangun di daerah-daerah yang kondisi tanahnya masih labil. Kebanyakan dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu kali yang diperkuat campuran semen, pasir, dan air. Selain itu, bahan baku untuk membuat konstruksi ini juga bisa berasal dari mortar, beton, kayu, dan sebagainya.

Fungsi talud yang utama ialah untuk menahan tanah yang terletak di belakangnya, melindungi kondisi tanah di depannya, dan mencegah timbulnya bahaya longsor. Penyebabnya bisa bermacam-macam seperti berat tanah, berat benda, dan berat air yang terlampau berlebih. Sedangkan kegunaan talud secara khusus antara lain sebagai pelindung area tebing, pemelihara sarana dan prasarana, serta pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan.

FUNGSI

Fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat :

  1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan, jembatan, kendaraan, dll)
  2. Berat tanah
  3. Berat air (tanah)

Atau dengan kata lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya.

Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh pasangan batu adalah :

  1. Pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain
  2. Pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain, misalnya :
  3. Dinding saluran irigasi
  4. Prasarana tepi jalan kondisi khusus
  5. Dan lain-lain
  6. Perlindungan tebing

JENIS DINDING PENAHAN TANAH (DPT)

Jenis tembok penahan tanah :

  1. Batu kali murni & batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity)
  2. Tembok yang dibuat dari bahan kayu (talud kayu)
  3. Tembok yang dibuat dari bahan beton (talud beton)

 

– Jenis Konstruksi DPT –

KRITERIA PERENCANAAN

Secara garis besar, kriteria perencanaan untuk DPT adalah :

  1. Sedapat mungkin memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.
  2. Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan oleh masyarakat.
  3. Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat yang besar baik sebagai sarana dan prasarana penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjir atau erosi.
  4. Untuk alasan kemudahan pelaksanaan pembangunan dan efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada kondisi normal, tinggi maksimal untuk prasarana penahan tanah 4,00 meter.
  5. Kedalaman minimum prasarana dinding penahan dapat disesuaikan sampai memenuhi kestabilan konstruksi penahan tanah.
  6. Ukuran bagian lain dari prasarana tembok penahan memenuhi persyaratan teknis dan memiliki persyaratan keamanan yang memadai.
  7. Prasarana dinding penahan tanah untuk sarana dan prasarana irigasi atau tanggul sedapat mungkin bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis dan persyaratan keamanan yang memadai.

DATA KEBUTUHAN DESAIN

Pembuatan desain penahan tanah bisanya membutuhkan data-data :

  1. Potensi sarana dan prasarana yang sudah ada dan potensi sumber daya alamnya.
  2. Tanah letak rencana /bentuk lokasi,

– Jenis tanah

– Kedalaman tanah keras

– Lapisan air tanah

  1. Data kondisi lokasi, lingkungan, dan peruntukan konstruksi

– Sungai  → sebagai saluran irigasi

– Jalan → sebagai pengaman tepi jalan

– Perlindungan tebing → keamanan sarana dan prasarana (jalan, pemukiman, dll) yang ada diatas atau di bawahnya, pencegah gerusan.

– Tanggul → pencegah banjir, luapan air.

PERSYARATAN TEKNIS

Hal-hal teknis yang harus diperhatikam dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Dinding Penahan Tanah adalah sebagai berikut.

  1.   Ukuran / Dimensi.Rumus ancar-ancar dimensi TPT : Lebar Atas (A) = H (tinggi tembok) dibagi 12. Dan minimal lebar atas adalah 25 Cm, Lebar dasar (B) = (0,47 s.d 0,7) dikalikan H, Tebal kaki dan tumit* (B1) = (1/8 s.d 1/6) dikalikan H, Lebar kaki dan tumit* (B3) = (0,5 s.d 1) dikalikan B1.
  2.  Kestabilan Prasarana.Analisis kestabilan antara lain meliputi : Analisa terhadap guling, Analisa terhadap geser, Daya dukung tanah dasar, Patah tembok akibat gaya yang diterimanya.
  3.   Kemiringan Dinding. Minimal 50 : 1 (H dibanding B2).
  4.   Jenis Tanah. Jenis tanah juga harus diperhatikan dalam perencanaan, seperti :Tanpa lapisan air tanah. Analisa tekanan yang terjadi tidak mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam kondisi biasa (kering udara), Ada lapisan air tanah. Analisa tekanan yang terjadi mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam kondisi jenuh, Tanah lempung. Analisa tekanan yang terjadi ada pengaruh daya lekat tanah (kohesi), Tanah Pasir. Nilai daya lekat tanah untuk tanah pasir (murni) biasanya kecil atau = 0 dan pengaruh daya lekatnya dapat diabaikan.
  5.   Bahan penyusun. Bahan penyusun dapat diperkirakan sesuai dengan jenis konstruksi dari TPT tersebut, misalnya :Batu, batu yang digunakan biasanya batu kali atau batu gunung hitam, Semen, semen yang digunakan haruslah yang mempunyai jenis yang baik dan dapat menggunakan Portland Cement(PC) atau Portland Cement Composit (PCC), Pasir, pasir yang digunakan harus bebas dari bahan lain seperti tanah lempung, sampah, atau kotoran lainnya.
  6.   Kualitas Adukan. Disesuaikan dengan desain yang direncanakan dan dapat mengikat bahan konstruksi dengan baik dan kuat, disyaratkan berat volumenya antara 2,0 s.d 2,3 t/m3 (PPI 1983).

 

Sumber :https://kicauanhitam.wordpress.com/2015/05/17/tembok-penahan-tanah/

× Chat WA Langsung Klik