Ketika Motif Batik Menjadi Elemen Estetis Arsitektur

Ketika Motif Batik Menjadi Elemen Estetis Arsitektur

Keindahan motif batik nusantara selalu menarik untuk ‘diabadikan’ pada berbagai macam jenis elemen, mulai dari fesyen hingga elemen interior. Bahkan aplikasinya pun lebih bervariasi, ada yang dicetak pada bahan kain menjadi cushions, gordyn, table runner. Namun apa jadinya jika motif batik diaplikasikan pada elemen arsitektur?

Seperti yang tampak pada hunian modern yang ‘mengadopsi’ nilai tradisional Jawa berikut ini. Terinspirasi dari kegemaran pemilik rumah akan motif batik Jawa, Imron Yusuf dan Nurfitri Mahdarina dari IFD Architects berupaya menerjemahkannya ke dalam rancangan rumah.

Motif batik kawung merupakan motif yang paling banyak digunakan di rumah ini. Motif yang melambangkan sifat santun dan bijak tersebut dihadirkan pada pintu, partisi pemisah ruang tamu dan ruang keluarga, railing void, furnitur, dinding kayu pada ruang bawah tangga, dinding backdrop pantri, serta roster tanah liat di roof garden.

Selain motif batik kawung, digunakan pula motif batik megamendung dan motif batik parang. Motif batik megamendung yang menyimbolkan awan banyak diterapkan pada bagian atas ruangan seperti rumah lampu, artwork dinding void, serta lis antara dinding dan plafon. Adapun motif batik parang yang melambangkan semangat hidup diterapkan pada dinding backdrop kamar tidur.

Untuk mengurangi kesan rumah tradisional, arsitek memadukan simbol budaya Jawa tersebut dengan penggunaan material-material modern seperti baja, kaca, keramik, dan marmer.

 

 

 

 

Sumber : http://majalahasri.com/ketika-motif-batik-menjadi-elemen-estetis-arsitektur/

 

× Chat WA Langsung Klik